Panduan Penghayatan Paskah Seri III - Perjalanan 40 hari Masa Pra Paskah



SIKLUS PASKAH
Siklus Paskah berlangsung selama 90 hari yang dibagi menjadi:
  1. Periode I  : 40 hari puasa disebut masa Prapaskah.
·         Dimulai dari hari Rabu Abu
·         5 Minggu Prapaskah
·         Minggu Palma, memasuki Minggu Sengsara - Tridum Paskah  (Tri hari suci Paskah)
  1. Puncak perayaan Paskah (hari kebangkitan Tuhan)
  2. Periode II : Masa sukacita 50 hari yang berpuncak pada Pentakosta, hari raya syukur tahunan (PL) dan hari turunnya Roh Kudus (PB)

PERIODE I masa Prapaskah, 40 hari Puasa
Kita telah memasuki periode awal siklus paskah dalam Minggu yang pertama yang dimulai dari Rabu Abu. Periode ini berkahir di Sabtu Sunyi, di hari Sabtu itu tidak ada perayaan gerejawi.

Selama masa 40 hari Puasa, gereja tidak merayakan sakramen. Banyak kisah dalam Alkitab yang menggunakan angka 40 sebagai simbol pembaharuan, di antarnya 40 hari air bah meliputi bumi yang membinasakan mahluk bumi untuk pembaharuan. 40 hari bangsa Israel berjalan di padang gurun memasuki kehidupan baru di tanah perjanjian. 40 hari Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun untuk menghadirkan Perjanjian Baru. Oleh karenanya kitapun perlu menghayati 40 hari puasa untuk pembaharuan hidup kita.

Di masa 40 hari Prapaskah ini kita perlu menyadari :
  1. Hidup kita yang rapuh dan tidak layak karena dosa berikut konsekuensi maut sebagai upah dosa dan tekad untuk bertobat.
  2. Namun juga harapan pembaharuan hidup dari Allah, karena kematian Kristus maka manusia lama kita pun harus mati, supaya terbentuklah pola hidup baru yang lebih baik dan memuliakan Allah melalui puasa 40 hari.

Pada ibadah Minggu Prapaskah I s.d. VI kita diajak merenungkan tema pergumulan dosa dan konsekuensinya namun juga pengharapan dalam anugerah penebusan Kristus. Enam Minggu masa Prapaskah dihayati sebagai sebuah perjalanan memasuki kegelapan sengsara Yesus. Perjalanan ke arah kegelapan, yaitu makin mendekatnya peristiwa ”salib”. Hal itu dilambangkan dengan pemadaman lilin.

Berbeda dengan ibadah Minggu pada umumnya yang dimulai dengan penyalaan lilin, dalam Minggu Prapaskah I s.d. Minggu Prapaskah VI ibadah dimulai dengan pemadaman lilin dengan tata ibadah sebagai berikut
Minggu I    Prapaskah  I    
diawal ada 6 lilin menyala
Minggu II      Prapaskah  II            
di awal ibadah satu lilin dimatikan (tinggal 5 lilin menyala)
Minggu III     Prapaskah  III           
di awal ibadah satu lilin dimatikan (tinggal 4 lilin menyala)
Minggu IV Prapaskah  IV
di awal ibadah satu lilin dimatikan (tinggal 3 lilin menyala)
Minggu V  Prapaskah  V  
di awal ibadah satu lilin dimatikan (tinggal 2 lilin menyala)
Minggu VI   Palmarum      
di awal ibadah satu lilin dimatikan (tinggal 1 lilin menyala)
Kamis Putih  1 lilin sudah menyala diawal ibadah,
di akhir ibadahlilin itu dibawa masuk ke balik altar disembunyikan sebagai simbol ketidak hadiran Allah
Jumat Agung tidak ada lilin yang menyala
sebagai penghayatan memasuki puncak ke

gelapan.
Paskah Subuh Satu lilin Kristus menyala,
sang terang sudah bangkit dan memberikan terang bagi umat.

Mari kita hayati simbol simbol liturgis ini, menghayati perjalanan sengsara Kristus, sang terang yang menerangi kegelapan dalam 40 hari masa puasa, berdoa dan bersyukur untuk pembaharuan hidup kita.