SIKLUS PASKAH
Siklus Paskah
berlangsung selama 90 hari yang dibagi menjadi:
- Periode I : 40 hari puasa disebut masa Prapaskah.
·
Dimulai dari hari Rabu Abu
·
5
Minggu Prapaskah
·
Minggu
Palma, memasuki Minggu Sengsara - Tridum Paskah (Tri hari suci Paskah)
- Puncak
perayaan Paskah (hari kebangkitan Tuhan)
- Periode
II : Masa sukacita 50 hari yang berpuncak pada Pentakosta, hari raya
syukur tahunan (PL) dan hari turunnya Roh Kudus (PB)
PERIODE I masa
Prapaskah, 40 hari Puasa
Kita telah memasuki periode awal siklus paskah dalam Minggu
yang pertama yang dimulai dari Rabu Abu. Periode ini berkahir di Sabtu Sunyi, di
hari Sabtu itu tidak ada perayaan gerejawi.
Selama masa 40 hari Puasa, gereja tidak merayakan
sakramen. Banyak kisah dalam Alkitab yang menggunakan angka 40 sebagai simbol
pembaharuan, di antarnya 40 hari air bah meliputi bumi yang membinasakan mahluk
bumi untuk pembaharuan. 40 hari bangsa Israel berjalan di padang gurun memasuki
kehidupan baru di tanah perjanjian. 40 hari Tuhan Yesus berpuasa di padang
gurun untuk menghadirkan Perjanjian Baru. Oleh karenanya kitapun perlu
menghayati 40 hari puasa untuk pembaharuan hidup kita.
Di masa 40
hari Prapaskah ini kita perlu menyadari :
- Hidup kita yang rapuh dan tidak
layak karena dosa berikut konsekuensi maut sebagai upah dosa dan tekad
untuk bertobat.
- Namun juga harapan pembaharuan
hidup dari Allah, karena kematian Kristus maka manusia lama kita pun harus
mati, supaya terbentuklah pola hidup baru yang lebih baik dan memuliakan Allah
melalui puasa 40 hari.
Pada ibadah
Minggu Prapaskah I s.d. VI kita diajak merenungkan tema pergumulan dosa dan
konsekuensinya namun juga pengharapan dalam anugerah penebusan Kristus. Enam
Minggu masa Prapaskah dihayati sebagai sebuah perjalanan memasuki kegelapan
sengsara Yesus. Perjalanan ke arah kegelapan, yaitu makin mendekatnya peristiwa
”salib”. Hal itu dilambangkan dengan pemadaman lilin.
Berbeda dengan ibadah Minggu pada umumnya yang dimulai
dengan penyalaan lilin, dalam Minggu Prapaskah I s.d. Minggu Prapaskah VI
ibadah dimulai dengan pemadaman lilin dengan tata ibadah sebagai berikut
Minggu I Prapaskah I
diawal ada 6 lilin menyala
Minggu II Prapaskah
II
di awal ibadah satu lilin
dimatikan (tinggal 5 lilin menyala)
Minggu III Prapaskah III
di awal ibadah satu lilin
dimatikan (tinggal 4 lilin menyala)
Minggu IV Prapaskah IV
di awal ibadah satu lilin
dimatikan (tinggal 3 lilin menyala)
Minggu V Prapaskah V
di awal ibadah satu lilin
dimatikan (tinggal 2 lilin menyala)
Minggu VI Palmarum
di awal ibadah satu lilin
dimatikan (tinggal 1 lilin menyala)
Kamis Putih 1 lilin sudah menyala diawal ibadah,
di akhir ibadahlilin itu dibawa
masuk ke balik altar disembunyikan sebagai simbol ketidak hadiran Allah
Jumat Agung tidak ada lilin yang
menyala
sebagai penghayatan memasuki
puncak ke
Paskah Subuh Satu lilin Kristus
menyala,
sang terang sudah bangkit dan
memberikan terang bagi umat.
Mari kita hayati simbol simbol
liturgis ini, menghayati perjalanan sengsara Kristus, sang terang yang
menerangi kegelapan dalam 40 hari masa puasa, berdoa dan bersyukur untuk
pembaharuan hidup kita.