1.
Saat Teduh Bersama
2.
Nyanyian: NKB 122:1-3
KUINGIN BERPERANGAI
Ku ingin berperangai laksana Tuhanku,
lemah lembut dan ramah, dan manis budiku.
Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
lemah lembut dan ramah, dan manis budiku.
Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
‘Ku
ingin ikut Yesus, mencontoh kasih-Nya,
menghibur orang susah, menolong yang lemah.
Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
menghibur orang susah, menolong yang lemah.
Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar
Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.
Ya sungguh,
Jurus’lamat, cemarlah hatiku,
dan hanya ‘Kau yang dapat menghapus dosaku,
supaya k’lak di sorga ‘ku pandang wajah-Mu
dan aku jadi sama laksana diri-Mu.
dan hanya ‘Kau yang dapat menghapus dosaku,
supaya k’lak di sorga ‘ku pandang wajah-Mu
dan aku jadi sama laksana diri-Mu.
3.
Pembacaan Mazmur (Mazmur 149:1-9)
4.
Nyanyian: KJ 424:1-2
yesus menginginkan daku
Yesus menginginkan daku
bersinar bagi-Nya,
di mana pun ‘ku berada, ‘ku mengenangkan-Nya.
di mana pun ‘ku berada, ‘ku mengenangkan-Nya.
Refrein:
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus;
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus;
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Yesus menginginkan daku menolong
orang lain,
manis dan sopan selalu, ketika ‘ku bermain.
manis dan sopan selalu, ketika ‘ku bermain.
5.
Doa
6.
Pembacaan Alkitab (Matius 3:13-17)
7.
Renungan
Suatu ketika, di sebuah lapangan
parkir, seorang bapak berpenampilan biasa bertanya kepada supir truk yang
tengah memarkir kendaraanya. ”Bagaimana keadaan anakmu? Sudah semakin sehatkah
setelah kemarin pulang dari rumah sakit?” Supir truk itu menjawab, ”Sudah pak
terimakasih untuk perhatiannya.” Cerita ini biasa-biasa kalau kita tidak
mengenal siapa yang berbicara dengan supir truk itu. Dia adalah James H.
Blanchard, CEO perusahaan besar tempat supir truk itu bekerja. Percakapan
mereka menunjukkan seakan tidak ada perbedaan di antara mereka. Melalui
percakapan sederhana itu kita bisa menemukan adanya kerendahan hati.
Kerendahan hati adalah salah sifat atau
karakter penting manusia, tetapi yang semakin langka. Rendah hati berbeda
dengan rendah diri. Rendah diri adalah minder, merasa diri kecil dan tidak
berarti. Tampilan luarnya malu-malu, menundukkan kepala, dan penuh dengan
kecemasan. Rendah diri merupakan kelemahan.
Sebaliknya rendah hati justru mengungkapkan
kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia
seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa
dengan tulus mengakui dan menghargai orang lain.
Alkitab dipenuhi dengan nasihat agar
umat Tuhan memiliki kerendahan hati. Beberapa di antaranya:
§
Amsal 11:2 ”Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh,
tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.”
§
Mazmur 25:9 ”Ia membimbing orang-orang yang
rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang
rendah hati.”
§
Efesus 4:2 ” Hendaklah kamu selalu rendah
hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.”
Rendah hati adalah lawan sombong.
Sombong adalah upaya meninggikan diri. Merasa diri besar, hebat. Dengan
kerendahan hati kita memiliki kesadaran bahwa hidup yang kita jalani adalah
anugerah Tuhan semata-mata. Kalau kita berkedudukan tinggi, itu anugerah Tuhan.
Kalau kita memiliki kekayaan yang banyak, itu anugerah Tuhan. Kalau kita
memiliki wajah yang tampan atau cantik, itu anugerah Tuhan. Kalau kita memiliki
talenta khusus, itu anugerah Tuhan.
Kerendahan hati diperlihatkan Yesus
ketika Ia hendak dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes untuk
pertobatan dan pengampunan dosa (Mat. 2:11). Itu berarti Yesus seakan-akan
mengaku diri-Nya berdosa. Karena itu, Yohanes yang tahu siapa Yesus mengatakan:
”Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu” (Mat. 3:14). Ia tahu ia tidak layak
membaptis Yesus. Tetapi apa jawab Yesus? Pada ayat 15 dikatakan: ”Biarlah hal
itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak
Allah.” Mengapa Yesus bersikap rendah hati? Apakah Ia ingin mendapatkan pujian?
Tentu saja tidak. Yesus melakukan itu bukan untuk dipuji, tetapi untuk
memuliakan Tuhan.
Persoalannya, bagaimana supaya kita
menjadi pribadi yang rendah hati? Mungkin kita bisa belajar dari kiat sederhana
yang disampaikan oleh bunda Teresa. Menurut bunda Teresa, orang akan menjadi
rendah hati
Tidak perlu berbongok-bongkok, supaya
hatinya lebih rendah dari orang lain. Ibu Teresa pernah mengatakan, kiat-kiat
menjadi rendah hati. Beberapa di antaranya adalah:
§
Mengurus urusan sendiri. Ketika orang yang mengurus urusan kita, dan kita
tahunya sudah beres, maka kita tidak akan menghargai pekerjaan orang.
§ Tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Sebab dengan mengurusi urusan
orang lain, membuat kita membanding-banding diri kita dengan orang lain.
§ Menerima
pertentangan dan kritik dengan senang hati. Kritik dilihat sebagai alat
menumbuhkan. Maka dengan menerima itu, kita akan berterima kasih untuk setiap
kritik yang ada
§ Tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain. Dendam senantiasa membuat
kita ingin membalas. Pembalasan dilakukan karena kita merasa saya lebih benar,
menjadi korban, merasa dizolimi.
§ Tidak berusaha agar
dikasihi dan dikagumi secara istimewa. Lakukankan segala tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya, bukan demi apresiasi orang lain.
§
Selalu memilih yang tersulit. Kesulitan yang berhasil kita selesaikan
akan membawa pada syukur. Hidup dalam kemudahan membuat kita kurang bersyukur
kala kesulitan datang.
Dengan
rendah hati, kita mengikuti jalan Yesus. Amin.
8.
Doa Syafaat
9.
Nyanyian: KJ 424:3-4
yesus menginginkan daku
Ku mohon Yesus menolong menjaga
hatiku.
agar bersih dan bersinar meniru Tuhanku.
agar bersih dan bersinar meniru Tuhanku.
Refrein:
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus;
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus;
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
Aku pun ingin bersinar dan melayani-Nya,
hingga di sorga ‘ku hidup senang bersama-Nya.
hingga di sorga ‘ku hidup senang bersama-Nya.
Klik disini untuk mendownload